2 Orang Pengumpul Batik Yang Populer

Mungkin hanya sedikit orang yang mengenal para pengumpul batik. Sebab, di negara kita batik termasuk yang hal biasa, sehingga tidak terpikir bagi sebagian orang untuk mengoleksinya. Padahal ada 2 orang pengumpul batik yang cukup terkenal yang umum mengoleksi batik yang indah.

Kain batik memang tergolong kain yang sungguh terkenal. Bagi sebagian orang, batik bisa dijadikan benda koleksi, dipuja, dan disimpan bak barang antik. Tak mengherankan untuk menerimanya, pengumpul batik rela mengeluarkan dana tak terbatas cuma untuk selembar batik.

Diantara para реngumрul bаtіk yang sekaligus seorang desainer yakni :

Thоmаѕ Sіgаr

Kolektor batik yang berjulukan Thomas Sigar yaitu desainer yang cukup terkemuka di Indonesia. Thomas mengaku suka batik semenjak lama. Sebagai perancang pakaian, beliau mau tak mau balasannya bersentuhan dengan kain batik. Koleksinya yakni batik-batik lawas tetapi pilihan. Jumlahnya ratusan buah. Dia tak mau bicara soal nilai koleksinya, tetapi dijamin semuanya berkualitas.

Salah satu koleksi batik Thomas yaitu batik cirebon yang bermotif mega mendung. Batik ini  dinilainya unik alasannya ialah dasar kainnya hitam dengan motif mega mendung merah. Menurut Thomas koleksi batik jenis ini didapat dari seorang ibu yang dahulu pernah melakukan pekerjaan pada Fatmawati Soekarno, presiden pertama RI. Sehingga, batik ini termasuk batik yang patut dijadikan sebagai koleksi.

R.R. Sіtі Mаіmunа

Desainer yang lain yang juga seorang pengumpul batik yakni RR Siti Maimuna. Desainer sekaligus pengumpul batik antik berumur 37 tahun ini banyak dikenal kelompok pejabat dan pengurus museum, baik di Indonesia maupun mancanegara, menyerupai di Jepang.

Beliau mengoleksi batik madura dengan beragam corak, mirip Bangkalan asli Tanjung Bumi, Sampang Pamekasan dan corak Sumenep. Untuk batik tanjung bumi ini ternyata sudah dibentuk sejak ratusan tahun lalu. RR Siti Maimuna, sang pengumpul batik tersebut, mempunyai 5 koleksi batik kuno tanjung bumi tersebut  yang kesemuanya sudah diuji oleh museum tekstil di Jakarta. Kelima koleksi batik yang dimilikinya yaitu jenis mano’ juduh tarpotè kellengan, tarpotè bangan, burubur”, riskan mèra, dan tana pasèr mèra. Semuanya berusia 200 tahun. Dari koleksi itu, jenis mano’ juduh tarpotè kellengan yang banyak disenangi para pengumpul dan pemilik museum.

Saat ini ada upaya dari para penggemar bаtіk terutama bagi mereka yang menggemari batik dengan motif lama. Mereka menciptakan batik baru dengan motif lama, selain untuk pelestarian motif supaya tidak hilang, juga untuk memperkenalkan kepada khalayak bahwa motif mirip ini memang ada dari dahulu.

Namun dilihat dari segi mutu, terang bertentangan dengan batik yang ada pada zaman dulu. Sebab proses pembuatannyapun berbeda dengan batik zaman dahulu. Dan sebab hal inilah para pengumpul batik kurang menggemari jenis batik replika mirip ini. Tetapi, bagi pecinta batik yang lain sering berpikir bahwa dibandingkan dengan tidak mampu yang orisinil, maka replika pun boleh-boleh saja.

Demikian sedikit postingan tentang pengumpul batik, semoga berguna.
LihatTutupKomentar