Kain Batik Berumur 250 Tahun Milik Wanita Jepang

Penggemar batik memang bukan cuma orang Indonesia semata. Perempuan Jepang ini bahkan mempunyai koleksi batik yang tergolong langka.


Rumiko Koga, memiliki batik Indonesia dari asal Jambi yang berusia 250 tahun kemudian. Barang kuno tersebut disimpannya sungguh cantik di rumahnya di Tokyo ketika ini.

"Saya punya batik beragam, hingga yang tuanya 250 tahun lalu dari Jambi aku miliki," paparnya mirip dilansir Tribunnews di Mitsukoshi Nihonbashi Galery Amuse lantai 8 Shinkan.

Rumiko Koga hari ini membuka bazar di sana mulai hari ini sampai dengan 11 Februari mendatang dari jam 10 pagi sampai jam 19.00 waktu Tokyo.

Batik yang dipamerkan dan ada pula yang dijualnya di Mitsukoshi Nihonbashi tersebut paling mahal berharga 250.000 yen (Rp30 juta). Batik itu masih berbentuk kain panjang sekitar 6 meter untuk Obi (semacam pengikat pinggang) apabila dipakai untuk busana Kimono Jepang.

Kain batik tersebut yang dibuat dari sutera orisinil dan bercampur serat pohon nanas. Selain kain batik ada pula penghias leher semacam kalung dari batik dengan mote-mote. Juga ada tas batik, baju batik dan segala sesuatu dari batik. Ada batik dari Indonesia ada batik yang dibuat di Jepang, antara lain oleh anak didiknya yang ada di Okinawa.

Rumiko menggemari Batik semenjak 30 tahun kemudian dan gara-gara batik ia jatuh cinta pula kepada Indonesia. Puluhan kali telah ia pergi-pulang ke Indonesia bahkan hingga ke pelosok desa di Indonesia untuk berburu batik.

Batik apa pun, baik batik Sumatera, baik dari Lampung, Jambi, Palembang atau batik dari Jawa, baik dari Solo, Pekalongan, Yogyakarta dan sebagainya sudah di hafal dalam kepalanya.

Motif batik, warna, lukisan, jenis kain dan sebagainya memang sudaf di dalam kepalanya, sangat profesional, termasuk alat canting diketahuinya semua.

Saat sebagaian orang Indonesia resah soal beragam batik, Rumiko malah mengajarkan soal batik. Dia jauh lebih tahu tentang batik ketimbang sebagian kita yang orang Indonesia.

Bagi yang berada di Jepang, peluang berjumpa dengannya dan berdiskusi dengannya, mampu dengan bahasa Indonesia pula, walaupun terpatah-patah, sekaligus melihat hasil karya tabungan dan produk batik yang dijualnya. Memang cuma mutu prima yang ditampilkan di departement store kelas satu di Jepang ini. Harganya juga untuk kelas atas, ribuan dan puluhan ribu yen hingga ratusan ribu yen.  Pastilah, alasannya ada kualitas batik nomor satu yang ditampilkannya itu. Luar lazimmemang!.
LihatTutupKomentar